SAMARINDA : Poniran (37) yang tercatat sebagai warga Simpang Raya Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat setelah mengalami kecelakaan jatuh dari ketinggian saat menjadi buruh bangunan lepas membangun rumah Walet di Nyuatan menderita patah tulang punggung, yang memaksanya harus terbaring tidak berdaya.
“Kecelakaan kerja tersebut terjadi tanggal 15 Juni lalu, dirawat di RS Harapan Insan Sendawar di Kutai Barat selama 3 hari, setelah itu di rujuk ke Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda, dan di operasi tanggal 24 Juni 2022,” Jelas Hima (34) istri Poniran yang selalu mendampingi suami saat berobat di Instalasi Rawat jalan RSUD AWS, selasa 23 Agustus 2022 untuk kontrol dan meminta surat laik berlayar.
Diungkapkan Hima selama suaminya di rawat di Rumah sakit dia bertahan hidup untuk hari-hari dibantu dari tetangga. “Saya ke Samarinda dibantu tetangga, anak saya dititipkan dengan tetangga yang meminjami rumah kami di Simpang Empat, selama sebulan kami di Rumah Sakit AWS Samarinda ini,” Jelasnya.
Tanggal 19 Juli kami keluar dari rumah sakit, alhamdulillah ada yang membantu menyediakan ambulans mengantarkan kami ke Kutai Barat. “Kami memohon sama Allah semoga ada pihak yang membantu memulangkan kami ke kampung halaman, karena tidak memungkinkan kami bertahan di Kutai Barat, suami yang menjadi tumpuan dapur sudah tidak bisa bekerja lagi, kami hidup dari belas kasihan tetangga,” Ucapnya penuh memelas.
Alhamdulillah kami dihubungkan dengan PWI Kaltim Peduli yang siap membantu kami mengantarkan hingga kampung halaman, tinggal menunggu pemberangkatan kapal kami pulang ke kampung halaman.
Sementara itu wakil ketua Bidang Kesra PWI Provinsi Kaltim Achmad Sahab mengungkapkan, adanya warga yang mengajukan permohonan ke PWI Kaltim Peduli untuk dibantu dipulangkan karena suaminya sakit patah tulang punggung. Sehingga tidak memungkinkan bertahan di Kaltim. “Kami di PWI Kaltim ada ambulans yang bisa dipakai, namun untuk operasional ke Jawa tentu tidak ada anggarannya sehingga kami berusaha menghubungi berbagai pihak. Dan alhamdulillah di respon oleh Bu Menteri Sosial, untuk dibantu pemulangan warga tidak mampu,” Jelas Sahab.
Dalam perjalanan bu Menteri Sosial menugaskan Sentra Budi Luhur untuk membantu PWI Kaltim Peduli dalam memulangkan warga yang tidak mampu karena sakit patah tulang punggang yang harus menggunakan transportasi ambulans.
Penanggung jawab ambulans PWI Kaltim Peduli, Munanto mengungkapkan, pasien awalnya akan di jemput ke Kutai Barat, namun karena kondisi jalannya sangat tidak memungkinkan untuk membawa pasien patah tulang punggung, sehingga dipilih menggunakan sungai. “Dari Rumah yang selama ini ditempati di Simpang Empat Barong Tongkok dibantu Beriansyah, tenaga pendamping di Barong Tongkok, diantar hingga ke Kapal. Kami di Samarinda menjemput di Pelabuhan Sungai Kunjang, Ahad, 21 Agustus dari KM Putra Mahakam Indah, dibawa ke rumah singgah di Jalan M. Said Gang 4 di rumah bapak Arif Kurniawan Bengkel Las Berkah Jaya,” Jelas Munanto.
Sebelum berangkat Pasien dan keluarga di lepas oleh Sekretaris PWI Provinsi Kaltim Wiwied Marhaendra Wijaya, dari kantor PWI Provinsi Kaltim di jalan Biola. “Kami berharap selamat hingga tujuan dan pasien cepat sehat kembali. Ada semangat baru, rasa bahagia dalam penyembuhan bisa lebih cepat jika kumpul bersama orang-orang yang kita cintai. Semoga pak Poniran cepat sehat.” Ucap Wiwied, sambil menyerahkan selimut agar bisa dipakai selama perjalanan.
Mobil Ambulans PWI Kaltim Peduli yang lebih dikenal di medsos dengan sebutan ambulan balap, membawa Poniran, didampingi istrinya Muhi Matur Rohmah, dan anaknya Rafka (6) Istrinya, diantar penanggung jawab ambulans PWI Kaltim Peduli Munanto dibantu tenaga Medis Irawan dari relawab Emergency Medical Team Info Taruna Samarinda (EMT-ITS). (*)
![]()

