TARAKAN – TNI Angkatan Udara (AU) bersiap membentuk Skadron Udara 53, unit khusus pesawat tanpa awak (UAV) atau drone tempur modern yang akan bermarkas di Lanud Anang Busra Tarakan, Kalimantan Utara, sebagai Pertahanan udara Indonesia di wilayah utara akan semakin kuat.

Pembentukan skadron baru ini sekaligus menandai peningkatan status Lanud Anang Busra menjadi pangkalan udara tipe A, yang berperan penting dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia di kawasan perbatasan.

Komandan Lanud Anang Busra, Marsekal Pertama TNI Andreas A. Dhewo, mengatakan pembentukan Skadron Udara 53 merupakan bagian dari transformasi kekuatan udara nasional menuju sistem pertahanan yang cerdas, efisien, dan berbasis teknologi tinggi.

“Tarakan adalah pintu gerbang Indonesia di utara. Dengan kehadiran drone tempur ini, pengawasan udara akan jauh lebih efektif, cepat, dan presisi,” ujar Andreas, Jumat (9/10/2025).

Skadron ini akan diperkuat drone tempur CH-4 buatan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC). Pesawat tanpa awak ini memiliki kemampuan terbang hingga 40 jam nonstop, dengan jangkauan mencapai 5.000 kilometer, serta dapat membawa rudal dan bom berpemandu presisi untuk misi tempur maupun pengawasan.

Dengan teknologi tersebut, TNI AU dapat menjalankan berbagai misi intelijen, pengintaian, dan pengawasan udara (ISR) di wilayah perbatasan yang sulit dijangkau pesawat konvensional.

“Kita tidak lagi hanya bertahan, tapi juga mampu mendeteksi dan merespons ancaman sejak dini. Ini bentuk kesiapan kita menjaga kedaulatan udara NKRI,” tegas Marsma Andreas.

Melalui sistem operasi tanpa awak, personel TNI AU dapat mengendalikan misi dari jarak jauh dengan aman, sekaligus memantau aktivitas di kawasan strategis seperti perbatasan laut, jalur pelayaran internasional, dan wilayah terpencil. Langkah ini dinilai sebagai bentuk modernisasi sekaligus efisiensi kekuatan udara nasional.

Kehadiran Skadron Udara 53 di Tarakan diharapkan memperkuat daya gentar TNI AU dan menegaskan posisi Indonesia sebagai negara yang siap menjaga langit nusantara dengan teknologi mutakhir. Dari ujung utara Kalimantan, drone-drone ini akan menjadi “mata dan telinga” Indonesia, memastikan setiap jengkal ruang udara tetap dalam kendali Merah Putih.(*/mn)

Loading