KUTAI TIMUR – Dinas Sosial Kabupaten Kutai Timur memiliki program unik yang jarang ditemukan di instansi pemerintahan lainnya, yakni program Khotmil Quran yang dilaksanakan pada jam kerja. Program ini digagas langsung oleh Kepala Dinas Sosial, Dr. H. Ernata Hadi Sujito, sebagai upaya menciptakan ASN yang berakhlak dan profesional.
Dalam program ini, pegawai diberikan waktu luang selama 30 menit di jam pertama setelah absen untuk beribadah sesuai agama masing-masing. Pegawai Muslim membaca Al-Quran, sementara pegawai Kristen membaca Alkitab.
“Jika kebahagiaan dunia sudah diberikan oleh Bupati melalui kenaikan insentif, maka saya sebagai Kepala Dinas memberi kebijakan untuk kebahagiaan akhirat,” ungkap Dr. H. Ernata, Selasa (30/9/2025).
Sistem Khotmil Quran diatur dengan pembagian juz kepada pegawai, di mana setiap juz harus diselesaikan dalam 2 minggu. “Satu juz rata-rata 10 lembar, jadi satu hari cukup satu lembar. Dengan perhitungan hari kerja 4 hari dalam seminggu, 10 hari sudah selesai,” jelasnya.
Program ini menurutnya memiliki tiga tujuan utama. Pertama, memberikan pahala sebagai tabungan akhirat bagi pegawai. Kedua, menciptakan budaya kerja yang hati-hati dan sesuai aturan karena terbiasa membaca kitab suci. Ketiga, sejalan dengan 50 program Bupati dan Wakil Bupati untuk menciptakan pegawai yang berakhlak dan hebat.
“Kalau hanya sosialisasi jangan korupsi terus-menerus, itu tidak menyentuh hati. Dengan membaca Al-Quran, akhlak kita akan semakin bagus dan kerja kita lebih profesional,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sistem pelayanan untuk masyarakat yang diberikan oleh Dinas Sosial seringkali melampaui jam kerja resmi pemerintahan. Ia pun menegaskan bahwa pelayanan sosial tidak bisa dibatasi jam kerja biasa.
“Kalau Dinas Sosial hanya mengikuti jam kerja 08.00-16.30 Senin-Jumat, mungkin banyak masyarakat yang terlantar,” ungkapnya.
Dinas Sosial Kutim dengan pegawai yang terbagi dalam empat bidang dan satu bagian sekretariat ini sering mendapat panggilan darurat di luar jam kerja, bahkan pada hari libur. Musibah seperti kebakaran, banjir, atau penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sering terjadi pada hari Jumat sore hingga Sabtu.
“Kadang sedang santai di rumah bersama keluarga, dapat telepon dari Bupati. Ada kebakaran, kebanjiran, atau kasus lainnya, ya langsung ditangani,” ceritanya.
Bahkan menurutnya, untuk pelayanan BPJS, pegawai yang bertugas bahkan standby via WhatsApp pada hari libur. “Masyarakat tidak mau tahu hari Sabtu atau Minggu. Kalau ada kebutuhan, mereka datang. Pegawai kami langsung merespons via WA dan mengerjakannya dari rumah,” jelasnya.
Bahkan penanganan ODGJ dari kecamatan yang jauh seperti Kombeng, yang biasanya tiba setelah Magrib, tetap dilayani hingga larut malam. “Bisa menunggu di rumah sakit sampai jam 10 malam. Tidak peduli staf atau pejabat, mereka siap berangkat,” tambahnya.
Melalui kegiatan ini, Dr. H. Ernata menanamkan pemahaman kepada pegawainya bahwa pekerjaan di luar jam kerja adalah bentuk ibadah dan menabung pahala untuk akhirat, sehingga mereka melayani tanpa mengeluh.(Q)