JAKARTA – Pasar batu bara dunia kembali mengalami penurunan akibat turunnya harga batu bara dunia pada Jum’at (15/8/2025) akibat kekhawatiran pasokan berlebih, terlebih di China.

Beberapa indeks yang umum digunakan meliputi Indeks Harga Batubara Indonesia (ICI), Newcastle Export Index (NEX), dan Globalcoal Newcastle Index (GCNC), menentukan harga batu bara berdasarkan kualitas dan parameter tertentu.

Harga batu bara dapat berfluktuasi, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti permintaan global, kondisi cuaca, dan kebijakan pemerintah di negara-negara produsen dan konsumen.

Dilansir investor id, harga batu bara Newcastle untuk Agustus 2025 turun US$ 0,05 menjadi US$ 110,85 per ton. Sedangkan harga batu bara Newcastle September 2025 anjlok US$ 0,65 menjadi US$ 109,1 per ton dan Oktober 2025 terpangkas US$ 0,5 menjadi US$ 110,6 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2025 terkoreksi US$ 0,4 menjadi US$ 99,4. Sedangkan, September 2025 jatuh US$ 0,85 menjadi US$ 98,15. Sementara pada Oktober 2025 turun US$ 0,35 menjadi US$ 99,05.

Trading economics menginformasikan Futures batubara Newcastle turun di bawah $111 per ton pada pertengahan Agustus, mencapai level terendah dalam tiga minggu saat pasar menilai besarnya pembatasan pasokan yang akan diwajibkan oleh Beijing. Data terbaru menunjukkan produksi batubara di produsen dan konsumen terbesar dunia naik 3,6% dari bulan sebelumnya pada Juni, sejalan dengan sinyal sebelumnya bahwa rencananya adalah meningkatkan produksi sebesar 1,5% menjadi 4,82 miliar ton tahun ini setelah jumlah produksi rekor pada 2024. Hal ini mendahului janji Beijing untuk mengendalikan kelebihan kapasitas dalam mineral utama untuk mengatasi tekanan deflasi, setelah Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara China mengatakan para pengambil keputusan perlu memberikan lebih banyak dukungan ekonomi untuk menjaga rebound harga.

Di sisi permintaan, produksi listrik bahan bakar fosil China turun 4,7% secara tahunan pada kuartal pertama di tengah permintaan listrik yang lebih rendah dan pasokan kuat dari sumber energi terbarukan.

Research and Development ICDX Girta Yoga mengatakan, harga batu bara hari ini bergerak pada tren bearish. Sentimen utama yang mempengaruhi adalah kekhawatiran akan pasokan batu bara berlebih di China.

“China melaporkan produksinya naik hampir 4% selama periode tujuh bulan pertama tahun ini, setelah peningkatan selama enam bulan pertama,” ungkap Yoga, Jumat (15/8/2025).

Yoga mengatakan, harga batu bara bergerak pada rentang resistance terdekat di level US$ 112 per ton dan support terdekat di level US$ 109 per ton.

Yoga menyebutkan, dalam sepekan harga batu bara bergerak bearish atau turun sebesar 1,2%. Selama bulan Agustus harga batu bara tercatat melemah sebesar 3,48%. “Dilihat secara ytd, harga batu bara terpantau mengalami penurunan sebesar 11%,” pungkas Yoga.(*/mn)

Loading