KUTAI TIMUR – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur terus menjalankan program pasar murah sebagai upaya menjaga stabilitas inflasi daerah. Kepala Disperindag Kutai Timur, Nora Ramadhani, mengungkapkan bahwa program ini merupakan prioritas Bupati dan Wakil Bupati dalam memberikan bantuan bahan pokok penting (bapokting) kepada masyarakat.

Dalam wawancara eksklusif, di Kantor Disperindag Kutim, Ramadhani menjelaskan bahwa paket pasar murah berisi 7 item bahan pokok dengan nilai Rp300.000, namun masyarakat hanya perlu menebus dengan Rp100.000.

“Ada Rp200.000 yang kita subsidi dari daerah. Tentunya ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena kita berikan dengan harga murah dengan memangkas jalur distribusi,” ujarnya, Selasa (03/6/2025).

Antusiasme masyarakat terhadap program ini, menurutnya cukup tinggi, seperti yang terlihat saat pelaksanaan di Kecamatan Telen. Bahkan, salah satu item yaitu 5 kilogram beras yang biasanya dijual seharga Rp200.000 saat banjir, kini bisa didapat dengan harga yang jauh lebih terjangkau.

Program pasar murah ini, terang Nora, tidak terbatas pada warga miskin saja. Namun rata-rata semua kalangan bisa mengakses dengan sistem kuota terbatas.

Untuk sistem pengadaan, lanjutnya, Disperindag bermitra dengan penyedia lokal melalui sistem e-katalog. Uang tebusan Rp100.000 dari masyarakat langsung diserahkan kepada penyedia sesuai kontrak yang telah disepakati.

“Kita sudah ada kesepakatan dengan Pak RT yang memasarkan kupon. Artinya kalau nanti ada lagi kegiatan pasar murah, kesempatan diberikan kepada yang lain lagi secara bergantian,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa program pasar murah bukan sekadar solusi jangka pendek, melainkan program jangka menengah yang masuk dalam program Kementerian Dalam Negeri untuk pengendalian inflasi daerah.

“Kita membantu subsidi ke masyarakat terutama di saat-saat ini yang dinilai bahan pokok masih begitu mahal harganya dan biaya distribusi pun mahal,” katanya.

Selain program pasar murah, Nora menyampaikan bahwa Disperindag juga melakukan pengawasan rutin terhadap distribusi bahan pokok dan pengawasan harga di pasar induk. Ia juga menegaskan bahwa untuk mengantisipasi ketergantungan pasokan dari luar daerah, Bupati melalui dinas terkait juga telah melakukan berbagai kegiatan yang mengarah pada Ketahanan Pangan.

“Ketika ada komoditas yang mengalami lonjakan harga, seperti cabai rawit yang pernah mencapai Rp120.000 menjelang Lebaran karena terhambatnya pasokan dari Sulawesi, kami segera menyelidiki penyebabnya,” katanya.

Menjelang Idul Adha 2025 ini, menurutnya Disperindag telah menjadwalkan rapat pengendalian inflasi daerah pada hari Rabu untuk membahas persiapan menghadapi kenaikan harga yang biasanya terjadi menjelang hari besar keagamaan.

“Yang kita jaga adalah kenaikan yang tidak terkendali, bukan kenaikan yang sifatnya temporer,” tegasnya.

Untuk diketahui, pada hari ini Disperindag Kutim telah melakukan operasi pasar murah di Kecamatan Sangatta Utara dan akan dilanjutkan pada hari Rabu 4 Juni 2025 besok di Kecamatan Sangatta Selatan. (Q)

Loading