
BANYUWANGI – Musyawarah Kerja (Musker) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banyuwangi di Aula Dinas Pendidikan, Sabtu (9/3) berlangsung cukup panas. Suasana tersebut terjadi setelah muncul kabar anggaran pembinaan cabang olahraga (Cabor) tahun 2025 yang hanya dialokasikan sebesar Rp2,7 miliar oleh Dispora Banyuwangi.
Puluhan perwakilan cabor yang hadir dalam rapat terlibat perdebatan karena menilai nominal tersebut jauh dari kebutuhan riil yang tersedia. Terlebih tahun ini KONI dihadapkan pada dua tugas besar. Di antaranya, mempersiapkan dan memberangkatkan atlet menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim 2025 di Malang Raya.
Selanjutnya program pembinaan reguler bagi puluhan cabor juga harus tetap diselenggarakan dari anggaran olahraga yang diberikan Pemkab kepada KONI Banyuwangi.
Informasi itu sendiri disampaikan perwakilan peserta yaitu dari Ketua Cabor Panahan, Bonavita Budi Wijayanto di tengah Raker. Dia mengatakan, dari informasi yang disampaikan Kadispora, tahun ini anggaran pembinaan olahraga yang diberikan sebesar Rp2,7 Miliar. Anggaran tersebut sudah termasuk dengan semua kegiatan yang ada selama tahun 2025.
“Kita diberitahu oleh Kadispora anggaran untuk KONI tahun ini Rp2,7 Miliar,” kata Bonavita.
Ketua KONI Banyuwangi, Ahmad Khoirullah mengatakan, pihaknya terus berupaya berkomunikasi dengan Pemkab Banyuwangi untuk bisa mendorong anggaran olahraga. Dia mengatakan, secara resmi belum disebutkan berapa nominal yang disetujui oleh Pemkab.
“Kami terus berupaya memperjuangkan kenaikan anggaran melalui rapat koordinasi dengan dinas terkait dan Bappeda. Target kami minimal lebih tinggi dari anggaran di saat Porprov tahun 2023 lalu agar bisa memenuhi kebutuhan Porprov dan pembinaan dasar,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris KONI Jatim, Akmal Budianto yang hadir dalam raker tersebut menjelaskan, dirinya berharap hasil raker bisa memperkuat komitmen cabor di Banyuwangi untuk membangun prestasi bersama. Terutama untuk mempersiapkan diri turun di Porprov Jatim bulan Juli nanti. Akmal juga mengatakan, dirinya berharap efisiensi anggaran yang sedang terjadi tidak berdampak pada pembangunan olahraga di Banyuwangi.
“Yang penting (efisiensi) tidak mengganggu program prioritas. Porprov dan olahraga masuk dalam prioritas”tegas Alumnus Unair itu.