KUTAI TIMUR – Video yang memperlihatkan sekelompok orang yang diduga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) sedang berkaraoke dan berjoget di kantor belakangan ini viral di media sosial.

Albert Andris Ncuk, praktisi hukum yang berdomisili di Kutim, menyampaikan tanggapannya terkait video tersebut. Meski dirinya menyayangkan adanya kejadian yang membuat geger dunia maya itu, namun dirinya tetap objektif dan meminta agar masyarakat tidak menggeneralisasi bahwa semua ASN berperilaku seperti itu.

“Sangat disayangkan ada yang berjoget sampai naik ke atas meja rapat DPUPR Kutim. Namun, kita tidak boleh menggeneralisir bahwa semua ASN Kutim seperti itu. Masih banyak ASN yang bekerja sesuai aturan dan berprestasi,” ujarnya, Selasa (18/2/2025)

Dalam analisisnya lebih lanjut, Andris mencermati beberapa detail penting dalam video tersebut. Seperti baju yang dipakai hingga beberapa orang yang terlihat hanya lalu lalang.

“Para individu dalam video tidak mengenakan seragam dinas ASN, bahkan ada yang memakai celana pendek. Banyak orang yang terlihat hanya sekadar lewat keluar ruangan,” jelasnya.

Terkait munculnya botol yang diduga minuman keras dalam video, Andris menyatakan kemungkinan ada upaya untuk merusak citra DPUPR Kutim. Ia berfikiran positif bahwa belum tentu botol dengan merk minuman keras tersebut memang berisi miras.

“Di akhir video terlihat botol beer Guinness kecil warna hitam. Bisa saja itu hanya botol yang diisi air biasa dan sengaja disiapkan untuk memviralkan kejadian ini,” tuturnya.

Andris menduga kejadian tersebut terjadi di luar jam kerja, mengingat para peserta mengenakan pakaian bebas. Namun dirinya kembali menyayangkan adanya ekspresi berlebihan yang dilakukan.

Untuk penyelesaian kasus ini, Andris mengimbau agar menunggu hasil investigasi dari BKPSDM Kutim dan arahan dari Bupati Kutim terpilih yang telah menyatakan akan menindak tegas pelanggaran Kode Etik dan UU ASN No 20/23.

“Meski begitu, tetap disayangkan ada yang naik ke atas meja untuk berekspresi berlebihan. Bagaimanapun mereka juga manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Kita tunggu saja tindakan tegas sesuai arahan dari pimpinan daerah,” tutupnya. (Q)

Loading