SAMARINDA – Fender atau pelindung pilar Jembatan Mahakam Pertama di Kota Samarinda hilang tertelan arus sungai Mahakam, Minggu Sore (16/2/2025) paska ditabrak tongkang Indosukses 28 yang sarat muatan kayu sengon.

Pelaksanaan investigasi Pejabat Pembuat Komitmen SKPD Tugas Perbantuan-02 dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kaltimtara wilayah Samarinda, Rudy Apriyanto, menyampaikan tim BBPJN melakukan pemeriksaan mendetail pasca kejadian itu, kaitan struktur utama pada pilar.

“Tentu ada investigasi, di mana pemeriksaan nanti dicek dari struktur utama pilar jembatan. Tepatnya, di pilar 3 (P3). Berkaitan itu, kami sudah berkoordinasi bersama Satuan Polairud Polresta Samarinda,” kata Rudy dalam keterangan kepada wartawan di Samarinda, Senin pagi (17/2/2025).

Dari pengamatan awal, oleh tim BBPJN di pilar ketiga lanjut Rudi, fender hilang usai dihantam tongkang Indosukses 28, yang sarat dengan muatan kayu sengon. “Fender-nya rusak ditabrak, sehingga mengenai pilar 3, dan pilar 2. Sekarang masih ada investigasi lanjutan,” ujar Rudy.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar Ditemui di Polresta Samarinda, menyatakan, peristiwa itu sudah dilaporkan instansi terkait ke Polresta Samarinda, dan sedang ditangani Satuan Polairud, dengan melakukan pemeriksaan kru kapal tongkang berikut tugboat penariknya.

Dijelaskan Hendri, dari keterangan awal pergerakan kapal di Sungai Mahakam hendak melakukan pengolongan di bawah Jembatan Mahakam, diketahui posisi tongkang terlalu ke kiri, yang seharusnya berada di tengah bawah jembatan.

“Karena posisi itu (terlalu ke kiri), sudah tidak bisa dicegah meski pandu sudah mengingatkan. Jadi, dengan kondisi arus yang cukup deras, akhirnya membentur pelindung pilar (fender) hingga hancur, dan mengenai pilar,” ujar Hendri.

Diterangkan, kayu sengon yang dibawa dari Muara Kaman di Kutai Kartanegara itu, rencananya hendak dibawa ke Riau di Sumatera. Koordinasi saat ini dilakukan dengan berbagai pihak, di antaranya Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda.

“Kalau diperhatikan memang ada kerusakan, akibat ditabrak tongkang, karena ada bagian tongkang yang mengalami kerusakan di bagian depan. Sekarang tongkang sedang ditambat di kawasan Harapan Baru, kondisi jembatan masih aman dilalui kendaraan, dari koordinasi kepolisian bersama pihak terkait.” jelas Hendri.

Kabid Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Kelas 1A Samarinda, Capt Yudi Kusmiyanto mengatakan, dari keterangan nakhoda, saat tongkang mendekati jembatan, tongkang bergeser ke kiri.

“Tapi dilakukan assist oleh tugboat Herlin, yang juga ditarik tugboat MTS 28. Upaya untuk swing ke kanan tidak bisa karena arus deras. Jadi tongkang menabrak safety fender dari jembatan,” kata Yudi, dalam penjelasan terpisah.

Dijelaskannya, KSOP Samarinda langsung berkoordinasi dengan Pelindo, untuk meminta bantuan tambahan 2 tugboat, untuk menarik tongkang pasca kejadian itu. Pengolongan tongkang di bawah jembatan, memang sudah berjadwal diketahui Pelindo.

“Jadi memang penanganan awal ini menahan tongkang supaya tidak terjadi benturan lagi. Jam 17.50 WITA sampai dengan 20.40 WITA tongkang bisa dievakuasi hingga ditambatkan di kawasan Harapan Baru. Kami langsung BAP (minta keterangan awal) nakhoda kapal,” ujar Yudi.

“Terkait kondisi air surut seperti itu, seharusnya pandu saat melakukan kegiatan pengolongan, kalau dianggap tidak memungkinkan, seharusnya assist ditambah menjadi dua TB,” terang Yudi.

Yudi menegaskan, pasca kejadian dan dalam proses penyelidikan, kapal dipastikan dilarang untuk melanjutkan pelayaran ke Sumatera. Selain itu, apabila muatan kayu sengon hendak dipindahkan, harus dikembalikan ke daerah asal di Muara Kaman.

“Kami nantinya juga akan melakukan pemanggilan kepada pemilik kapal soal muatannya, sambil menunggu investigasi dari Kementerian PUPR soal jembatan. Karena tentu harus ada yang bertanggung jawab, itu setelah pemeriksaan dari pihak Satpolairud Polresta Samarinda,” pungkas Yudi.(*/mn)

Loading