
SAMARINDA – Sebanyak 43 Relawan Driver Ambulance se Kalimantan Timur dari 51 pendaftar secara online, hadir pada pembekalan tentang safety Driving dan penanganan kode stroke bagi pasien yang mengalami gejala stroke oleh management Rumah Sakit Umum (RSU) Hermina Samarinda.
Menampilkan dua Nara sumber yang kompeten dibidangnya, RS Hermina berusaha memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi para driver ambulance dalam menangani pasien stroke dan mengemudi dengan aman.
“Kita semua tahu bahwa waktu sangat penting dalam menangani pasien stroke dan Golden period dalam penanganan pasien stroke. Kunci atau peranan penting relawan ambulance dalam proses penanganan awal dan pengantaran menuju rumah sakit Hermina sangat penting,” ucap dr. Zubaidah, wakil Direktur RS Hermina Samarinda saat membuka acara bertajuk Seminar Penanganan pasien Stroke dan Safety Driving, Minggu (16/2/2025) berlangsung di aula RSU Hermina Samarinda jalan Teuku Umar kelurahan Karang Asam Ilir, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda.
Ditambahkan dr. Ida, panggilan Akrab dr. Zubaidah semoga pengetahuan dan pengalaman yang kita bagikan bermanfaat bagi kita semua terutama masyarakat di sekitar kita merupakan bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pelatihan penanganan stroke sejak dini. “Jadi bagaimana kita sebagai Rumah Sakit membantu penanganan pasien stroke sama-sama menyelamatkan pasien, kalau bisa pasien di RS Hermina group bisa pulang dalam keadaan normal tidak lumpuh,” kata dr. Ida.
Sementara itu Ramadiyanti Cynthia Dewi, SKM., Ketua Panitia pelaksana menyampaikan pelaksanaan Seminar Penanganan pasien Stroke dan Safety Driving dibagi dalam dua batch, yang pertama dilaksanakan pada Minggu (16/2/2025) dan kedua dilangsungkan pada Minggu (23/2/2025).
“Kami laksanakan dua tahap karena keterbatasan tempat dan penyampaian materi yang lebih efektif untuk interaksi. Kami berharap Seminar ini dapat memberikan manfaat yang signifikan para relawan bagi para relawan ambulance dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan darurat di Kota Samarinda dan sekitarnya,” harap Ramadiyanti.
Dua pemateri pada pelaksanaan seminar batch pertama menghadirkan Kanit Gakkum Satlantas Polresta Samarinda Iptu Jevier Syukur Nurhakim yang membawakan tentang Safety Driving dan dr. Putu Yudhi Nusartha Diputra, MSc, Sp.N yang menyampaikan materi EMS pada stroke.
Saat menyampaikan materi Iptu Jevi mewanti-wanti relawan driver ambulance selalu perhatikan peraturan lalu lintas, mematuhi rambu-rambu lalulintas, dan mengemudi penuh dengan konsentrasi, selalu gunakan safety bell, dan jangan gunakan handphone saat mengemudi.
“Berdasarkan data laka lantas, terbanyak yang mengalami kecelakaan R2. Selama tahun 2022 jumlah laka lantas 99 kejadian dengan 65 MD, pada tahun 2023 kejadian sebanyak 164, dan meninggal dunia sebanyak 80 orang, dan tahun 2024 kejadian laka lantas sebanyak 240 kejadian, dengan jumlah MD 74 orang, luka berat 119 orang,” jelas Iptu Jevi.
Menanggapi pertanyaan Rian dari Ambulance Arrival Balikpapan tentang kontra flow jika terjadi kemacetan, Jevi menjelaskan bahwa ambulance merupakan kendaraan prioritas. “Menurut Pasal 134 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), ada tujuh kendaraan yang perlu diprioritaskan saat berada di jalan raya. Tiga teratas yaitu Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas; Ambulans yang mengangkut orang sakit; Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas,” terang Jevi.
Sementara itu pemateri lain dr. Putu Yudhi Nusartha Diputra, MSc, Sp.N yang menyampaikan Emergency Medical Service (EMS) pada stroke saat ini BPJS telah mengcover biaya rumah sakit sejak 4 tahun terakhir, termasuk obat stroke seharga Rp15 juta.
“Rekan-rekan driver ambulance harus perhatikan Golden periode pasien stroke. Ingat sejak kejadian hingga diberikan Obat waktunya hanya 4,5 jam sejak muncul gejala hingga penangganan. Jika ini bisa di lewati, pasien akan tertolong dan normal kembali,” jelas dr. Putu yang praktik di RS Hermina dan RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Penanganan pasien stroke, dr. Putu mengibaratkan seperti tim balap Ferarri, dimana pasien yang akan dibawa sudah diinformasikan terlebih dahulu ke rumah sakit oleh tim ambulance. Di rumah sakit sudah siap, begitu pasien masuk langsung ditangani, ada yang menangani dibagian pendaftaran, rekam jantung, CT.Scan, menyuntikkan obat, dll semua ini sudah ada teamnya, sehingga penanganan bisa lebih cepat. “Ingat, Jangan sampai tim ambulance mengirim pasien dengan gejala stroke ke rumah sakit yang tidak ada CT scan, karena waktu hanya max 60 menit, untuk segera mengambil keputusan,” paparnya.
Karena keterbatasan waktu, sehingga dua jam dalam pemaparan materi dirasa masih kurang. Diakhir acara panitia membagi doorprize bagi peserta yang hadir dan juga doorprize bagi ambulance yang sering merujuk pasien ke RS Hermina, diantaranya ambulance PWI Kaltim Peduli, ambulance Info Taruna Nusantara, dan Ambulance Relindo.(mn)