INDONESIA adalah negara kepulauan. Bentangan wilayah disusun oleh beribu pulau yang terhubung oleh lautan. Hal ini menjadi tentangan sendiri bagi para pengabdi anak bangsa, tidak terkecuali dengan profesi penghulu, utamanya mereka yang bertugas di kawasan Kepulauan.

Salah satunya yang dialami Ian Maisa Sembiring (41). Dia saat ini mengabdi sebagai Penghulu sekaligus Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pulau Pulau Batu, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara ini mulai bertugas sebagai CPNS pada 1 Januari 2008. Saat itu, dia diterima sebagai Pengadministrasian Umum di Teluk Dalam Nias Selatan.

Sejak 2015, Ian ditugaskan oleh Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Nias Selatan untuk menjadi Kepala KUA di Pulau Batu Batu. Selama ini, Kepala KUA Pulau Pulau Batu dirangkap oleh Kepala KUA Telukdalam karena kekurangan pegawai.

Dalam satu kesempatan Ian berbagi kisah tentang tugasnya sebagai Kepala KUA Pulau Batu Batu. Wilayah kerja KUA Pulau Pulau Batu meliputi tujuh Kecamatan yang tersebar di banyak pulau, sehingga ada julukan 101 pulau.

KUA Pulau Pulau Batu memiliki Tipologi D2, yakni KUA Kecamatan yang berada di daerah terluar, terdalam, dan di daerah perbatasan kepulauan. Oleh karena itu akses tranportasi yang digunakan antara lain kapal, serta boat atau perahu. Wilayah terjauh itu ada di Kecamatan Hibala dan Kecamatan Simuk yang waktu tempuhnya dapat mencapai 5 hingga 6 jam perjalanan dengan menggunakan kapal.

Ian mengaku menjadi tantangan baginya menjadi Penghulu di Kecamatan Pulau Pulau Batu. “Alasan saya masih bertahan sebagai penghulu adalah selama ini banyak pernikahan di Pulau Pulau Batu yang belum tercatat, sehingga di awal bertugas, saya mendapat laporan banyak desa yang warganya tidak punya dokumen nikah,” katanya.

Akhirnya kita jalin kerjasama dengan Pengadilan Agama (PA) Gunungsitoli untuk menyelesaikannya dengan Sidang Itsbat Nikah. Saat ini, sudah empat kali PA Gunungsitoli bersidang dengan jumlah pasangan yang telah mendapatkan Buku Nikah melalui Itsbat berjumlah kurang lebih 200 pasang.

Dia mengungkapkan, pengalaman dalam melaksanakan tugas yang mungkin berbeda dengan penghulu di KUA Kecamatan dengan tipologi selain D2 adalah ketika melakukan pencatatan Nikah di pulau lain. Sebagai penghulu, dia harus siap berada di pulau itu setidaknya tiga hari, keberangkatan sebelum hari pelaksanaan, hari pelaksanaan, dan hari kembali setelah pelaksanaan. Itupun dengan catatan cuaca bagus. Bila cuaca kurang bagus, misal ada badai, maka berada di pulau itu dapat lebih dari tiga hari.

“Pernah ketika melaksanakan pencatatan nikah dalam perjalanan terjebak kondisi cuaca badai sehingga membuat jantung berdebar kencang dan bayangan akhirat semakin dekat,” ungkapnya sambil mengingat masa itu.

Pengalaman tak terlupakan saat momen pernikahan calon pengantin di Pulau Bais Kecamatan Pulau Pulau Batu Timur. Untuk sampai lokasi, dia harus menyusuri perjalanan laut menggunakan kapal kayu selama 3 jam. Setelah itu, dia menaiki perahu kecil dikarenakan kondisi laut yang surut di siang hari. Sehingga, tidak memungkinkan menggunakan kapal kayu besar untuk mencapai bibir pantai.

“Kami harus menghabiskan satu malam di pulau ini untuk dapat kembali pulang ke Pulau Telo esok harinya, karena alasan transportasi yang terbatas. Itupun kalau cuaca bagus. Jika cuaca tidak memungkinkan, bisa jadi 2 atau 5 hari baru bisa kembali ke Pulau Telo,” ungkapnya.

Pria yang hobi sepak bola dan futsal ini menyampaikan, walaupun bertugas di daerah terpencil, namun Ian ikhlas. Semangatnya tak pernah surut demi mengabdi kepada negara dan memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Ian mengharapkan Kementerian Agama menempatkan atau menambah pegawai penghulu yang mumpuni di KUA Pulau Pulau Batu. Perlu ditambahkan juga Penyuluh Agama yang berkompeten karena wilayah kerja yang cukup luas dan masyarakat yang masih sangat membutuhkan bimbingan keagamaan di Pulau Pulau Batu ini.

“Perlu juga diadakan nomenklatur KUA Kecamatan baru bagi kecamatan lain, sehingga warga atau petugas KUA tidak harus menempuh jarak yang cukup jauh,” pungkasnya penuh harapan.(biro hdi/mn)

Loading