
KUTAI TIMUR – Banjir yang melanda Sangatta Selatan memasuki hari keempat memicu pengerahan tim SAR gabungan untuk menangani dampak bencana. Tim terdiri dari Basarnas, Damkar, Polairud, LKK, dan PMI bergerak cepat memantau dan memberikan bantuan di wilayah terdampak.
Ketua Markas PMI Kutim, Wilhelmus Wio Doi, menyatakan timnya terus memantau kondisi warga yang memerlukan evakuasi dan bantuan darurat. “Fokus kami adalah memastikan keselamatan warga yang terdampak,” ujarnya saat ditemui di RT.06 Dusun Marga Rukun.
Banjir yang disebabkan luapan air dari Rantau Pulung, intensitas hujan tinggi, dan tekanan air pasang telah meluas ke beberapa wilayah termasuk Patung Burung, Kampung Tengah, Kampung Kajang, Gajah Mada, dan Teluk Lingga.
Wilhelmus mengungkapkan keprihatinannya atas belum terlihatnya kehadiran BPBD Kutim di lapangan. “Dukungan moral dan sinergi dari BPBD sangat dibutuhkan untuk penanganan bencana yang lebih efektif,” tegasnya.
Di RT 02 Dusun Marga Rukun, Ketua RT Yusdaniar melaporkan 30 hingga 36 kepala keluarga terdampak, termasuk lansia dan balita. “Sebagian warga masih bertahan di rumah, namun kami siapkan perahu karet untuk evakuasi jika air naik,” jelasnya.
Yusdaniar menekankan kebutuhan mendesak akan perahu karet dan pelampung untuk setiap RT rawan banjir. “RT 02, 06, dan 03 langganan banjir. Minimal satu RT memiliki satu perahu karet dan pelampung untuk antisipasi,” harapnya.
Tim gabungan juga mengingatkan warga untuk waspada terhadap ancaman predator air seperti buaya dan ular, serta mencegah anak-anak bermain di genangan air. Sementara itu, sejumlah warga melaporkan kekurangan logistik berupa makanan dan minuman. (RH/Q)