KUTAI TIMUR – Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kutai Timur berupaya meningkatkan produktivitas padi secara signifikan melalui serangkaian strategi inovatif dalam Gerakan Tanam Perdana Cetak Sawah 2024. Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kutai Timur, Dyah Ratnaningrum, mengungkapkan bahwa produktivitas padi di wilayahnya telah melonjak dari 3,5 ton per hektar menjadi 6,8-7 ton per hektar.
Dyah menegaskan bahwa DTPH Kutim juga sudah mulai membangun empat penangkar benih strategis yang menghasilkan benih berlabel ungu berkualitas tinggi, mengatasi kendala distribusi benih dari pusat. Penangkar benih tersebut di proyeksikan 2 diantaranya berada di Kaubun dan Miau Baru.
“Kami juga berupaya untuk melakukan penyediaan pupuk melalui APBD dan alokasi pupuk NPK untuk 1.000 hektar sawah, serta pengadaan pestisida untuk mendukung produktivitas pertanian. Pengadaan traktor roda empat dan rencana penggunaan drone pertanian berkapasitas 30 liter, serta pembentukan Unit Pengelolaan Jasa Alat Mesin Pertanian (UPJAH) juga kami lakukan sebagai upaya modernisasi pertanian,” terangnya saat memberikan sambutan dalam Gerakan Tanam Perdana Cetak Sawah Tahun 2024 yang dilaksanakan di Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng.
Dyah menegaskan target ambisius Dinas Pertanian, yakni membuka 10.000 hektar lahan sawah dan mengoptimalkan 1.000 hektar lahan pada 2025. Upaya ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga membangkitkan minat generasi muda terhadap sektor pertanian di Kutai Timur.
“Modernisasi pertanian sangat penting untuk menarik generasi muda dan meningkatkan produktivitas,” tegasnya.
Dinas Pertanian Kalimantan Timur melalui perwakilannya, Diah Adiyati Yahya, mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah strategis dalam mengoptimalkan lahan pertanian dan meningkatkan produktivitas pangan di wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Diah menekankan bahwa program cetak sawah yang selama ini sering kali tidak termanfaatkan, kini mulai digerakkan dengan kegiatan penanaman perdana. Hal ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi daerah lain untuk melakukan hal serupa.
Meskipun demikian, Diah mengakui adanya tantangan seperti keterbatasan ketersediaan air di beberapa wilayah. Misalnya, di Kabupaten PPU, lahan sawah telah berkurang dari 9.000 hektar menjadi hanya 6.000 hektar akibat sulitnya akses air. Kegiatan Gerakan Tanam Perdana Cetak Sawah Tahun 2024 di Desa Miau Baru ini diharapkan menjadi model bagi kabupaten lain dalam mengoptimalkan lahan pertanian dan meningkatkan ketahanan pangan di Kalimantan Timur.
“Kami berharap dengan kegiatan seperti ini, produktivitas pertanian dapat meningkat. Petani diharapkan dapat menggunakan benih unggul setidaknya dua kali setiap musim tanam,” ungkap Diah. (Adv-Kominfo/Q)