BANYUWANGI – Warga yang tinggal di Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, terisolir akibat banjir.
Gethek di tengah hutan yang biasa dibuat untuk penyeberangan menuju perkampungan terluar di Kota Gandrung itu, putus dan hanyut diterjang air sungai yang meluap, Jumat (29/11).
Air di Sungai Sukamade yang meluap itu, setelah sebelumnya di daerah hulu pada sungai itu turun hujan deras. Air sungai yang meluap itu, nyaris masuk ke perumahan penduduk.
Kepala Dusun (Kasun) Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Feri Nafaro mengatakan, jika air banjir tersebut tidak hanya membawa material berupa ranting pohon dan menimbulkan suara gemuruh yang keras. Namun huga membawa gethek yang setiap hari di jadikan alat penyeberangan oleh ratusan kepala keluarga yang ada di wilayah tersebut.
“Suara gemuruh keras sekali, semalaman warga tidak tidur (terjaga) karena takut mendengar suara itu,” ucapnya.
Menurut Feri, sungai yang meluap itu akibat hujan lebat di bagian hulu, tepatnya di daerah Hutan Sukamade yang masuk di kawasan Taman Nasional Meru Betiri.
“Kalau di sini (Dusun Suakamade) hujannya itu tidak deras, kemungkinan di hulu hujannya deras,” katanya.
Feri menyebut saat ini warga Dusun Sukamade yang berjumlah 300 kepala keluarga (KK) kembali terisolir. Mereka hanya bisa menunggu sampai debit air mengecil.
Menanggapi kondisi itu, Camat Pesanggaran, Andik Basuki menyebut proses pembangunan jembatan di Sungai Sukamade sudah berjalanan.
Menurutnya, tiang pancang jembatan sudah berdiri di lokasi tersebut. “Tiang pancangnya sudah ada di situ, proses pembangunan sudah ada,” katanya.
Menurt Camat, proses pembangunan jembatan itu tidak bisa diselesaikan dalam satu tahun. Rencananya, pembangunan jembatan itu akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2025.
“Nantinya pembangunan jembatan dilanjutkan tahun depan, semoga bisa segera terealisasi,” harapnya.