
LANGIT kelabu menggantung rendah di atas atap-atap pasar yang sudah mulai termakan usia. Rintik gerimis yang turun sejak subuh membuat sebagian besar warga Sangatta enggan meninggalkan kehangatan rumah mereka. Namun, di Pasar Induk Sangatta, kehidupan tetap berdenyut, meski terkesan lebih lambat dari biasanya.
Pukul 07.35 WITA, Aminah (bukan nama sebenarnya) sudah sibuk menata dagangannya. Wanita paruh baya ini adalah salah satu dari ratusan pedagang yang setiap hari berjuang mencari nafkah di pasar yang telah menjadi urat nadi perekonomian Sangatta selama puluhan tahun.
“Setiap hari ya begini ini kondisi pengunjung pasar,” ujar Aminah sambil menunjuk ke arah lorong-lorong pasar yang lengang. “Rame itu kalau pas menjelang hari-hari tertentu, misal Idul Adha, ataupun kegiatan lainnya”.
Meski cuaca tidak bersahabat, beberapa pembeli tetap terlihat mondar-mandir di antara kios-kios yang berjajar rapat. Mereka tampak cermat memilih sayuran segar, ikan, atau daging untuk menu makan siang keluarga. Aroma rempah-rempah dan bunyi tawar-menawar samar-samar terdengar, menciptakan atmosfer khas pasar semi modern yang tak tergantikan.
Namun, di balik hiruk-pikuk yang teredam hujan ini, tersimpan berbagai permasalahan yang sudah lama menghantui Pasar Induk Sangatta. Atap yang bocor, saluran air yang tersumbat, dan lorong-lorong sempit yang becek menjadi pemandangan umum setiap kali hujan turun.
“Kalau mendung begini, dagangan kita jadi kurang laku. Pembeli malas datang karena takut basah atau kotor,” keluh Surti, pedagang sayur yang setiap hari mencari rupiah di Pasar Induk.
Kondisi ini bukan hal baru bagi para pedagang dan pengunjung Pasar Induk Sangatta. Sudah bertahun-tahun mereka berharap adanya perbaikan dan inovasi yang dapat membuat pasar ini lebih nyaman dan bersih.
Salah satu pedagang Pasar Induk Sangatta lainnya, mengungkapkan harapannya. Dirinya berharap pemerintah daerah bisa memperhatikan nasib mereka. Selain perbaikan yang signifikan, penertiban pasar-pasar tumpah yang ada di berbagai titik di Sangatta juga diharapkan dilakukan.
Selain dapat meningkatkan ketertiban, menurutnya hal tersebut juga bakal berdampak pada jumlah pengunjung di Pasar Induk Sangatta yang selama ini menurutnya terantuk dan terjegal dengan Pasar tumpah yang tercipta.
“Pasar ini butuh lebih dari sekadar perbaikan fisik. Kami butuh inovasi yang bisa membuat pasar ini lebih menarik bagi pembeli, terutama generasi muda,” katanya
Beberapa pedagang muda menurutnya sudah mulai mengambil inisiatif dengan berjualan online melalui media sosial dan aplikasi pesan antar. Hal ini merupakan salah satu adaptasi dengan perkembangan zaman.
“Tapi tetap saja, pasar fisik ini penting. Banyak pelanggan yang masih suka memilih langsung barang yang mau dibeli”.
Bohari, Kepala UPT Pasar Induk menyampaikan bahwa jam produktif atau prime time di Pasar Induk adalah mulai pagi hingga sekira pukul 10.00 Wita. Itu merupakan karakter keseharian dari pasar yang diawasinya. Meskipun demikian, menurutnya bukan berarti pendapatan para pencari rezeki di Pasar Induk Sangatta menurun.
Dirinya pun mengamini bahwa masih perlu pembenahan dan peningkatan inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan penghasilan dari pedagang pasar. Baik berupa pengembangan transaksi jual-beli berbasis online menggunakan website, ataupun hal sejenisnya yang dapat meningkatkan animo pengunjung dan primetime penjualan.
“Kami sudah upayakan dengan maksimal. Selain berbelanja, warga juga dapat menikmati pujasera yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas bermain bagi anak, berbagai kuliner menjadi suguhan yang siap disajikan kepada masyarakat yang hendak berbelanja ataupun beristirahat setelah berbelanja. Kami sadari adanya keterbatasan, tapi kami masih terus berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi semuanya,” urainya melalui sambungan telepon.
Kembali ke lorong-lorong Pasar Induk Sangatta, Aminah dan rekan-rekan pedagang lainnya tetap teguh menjalani rutinitas mereka. Di tengah rintik hujan yang masih turun, mereka berharap suatu hari nanti pasar ini akan berubah menjadi lebih baik, namun tetap mempertahankan karakternya sebagai jantung perekonomian dan interaksi sosial masyarakat Sangatta.
Pasar Induk Sangatta memang memerlukan lebih dari sekadar perbaikan dan inovasi. Ia membutuhkan perhatian, komitmen, dan kerja sama dari semua pihak untuk menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan esensinya sebagai pusat kehidupan masyarakat.(Q)