KUTAI TIMUR – Ketua Harian DPD Golkar Kutai Timur, Rudi Hartono, mengaku ada kesalahan administrasi dalam surat rekapitulasi nama calon pimpinan DPRD se-Kaltim periode 2024-2029. Hal itu disampaikan Rudi Hartono dalam konferensi pers di salah satu kafe di Sangatta Pukul 14.00 WITA pada Senin 30 September 2024.
Dijelaskannya, surat dengan nomor 322/DPD/GOLKAR/KT/VIII/2024 pertanggal 25 Agustus 2024 diteken Ketua DPD Golkar Kaltim Rudi Mas’ud dan sekretarisnya, Husni Fahruddin ditujukan kepada ketua umum DPP Golkar. Dalam lampiran surat itu ada kesalahan penulisan jabatan di partai:
1. Sayid Anjas dengan jabatan sekretaris DPD Golkar Kutai Timur;
2. Asti Mazar selaku bendahara DPD Golkar Bontang
3. Hasnah sebagai wakil ketua DPD Golkar Kutai Timur.
Sedangkan berdasarkan hasil pleno DPD Golkar Kutai Timur pada 13 Juli 2024 diteken Ketua DPD Golkar Kutai Timur Kasmidi Bulang, Ketua Harian DPD Golkar Kutai Timur, Rudi Hartono dan Sayid Anjas masing-masing sebagai pimpinan rapat pleno dihadiri perwakilan DPD Golkar Kaltim, Hendra sebagai peninjau menetapkan tiga nama calon pimpinan DPRD Kutai Timur sesuai hasil perolehan suara terbanyak calon hasil Pemilu 2024 yakni:
1. Asti Mazar, 3.796 suara (Dapil 2);
2. Sayid Anjas, 3.077 suara (Dapil 1);
3. Hasna, 2.876 suara (Dapil 2)
“Saya sudah telusuri adanya kesalahan penulisan itu. Kemungkinan Bu Asti tidak jadi dipilih menjadi pimpinan DPRD Kutai Timur karena dalam usulan rekap itu tertulis jabatannya sebagai bendahara DPD Golkar Bontang. Seharusnya, Bu Asti sebagai bendahara DPD Golkar Kutai Timur,” ucapnya saat dikonfirmasi mengenai permasalahan terpilihnya hingga dilantiknya Sayid Anjas menjadi wakil ketua DPRD Kutai Timur.
Karena adanya kesalahan penulisan itu, dia ditugaskan DPD Golkar Kutai Timur untuk menelusuri persoalan itu dan berkoordinasi dengan DPD Golkar Kaltim dan DPP Golkar.
“Pihak DPD Golkar Kaltim mendampingi saya ke DPP pada Rabu 25 September 2024. Pihak DPP sudah mengetahui dan mereka masih mempelajarinya. Apapun hasil keputusan DPP akan kami laksanakan,” ujarnya.
Dia juga mengaku profesional dalam menyikapi persoalan ini. Sebab tradisi di Partai Golkar adalah keterbukaan.
“Saya dengan Anjas seperti adik sendiri. Sedangkan Asti kayak saudara. Jadi saya tetap posisi netral. Saya mengklarifikasi masalah ini karena biasanya banyak orang protes tapi tidak tahu prosesnya. Sekarang saya jelaskan bagaimana proses itu terjadi dan saya ceritakan kronologinya,” paparnya.
Dia menceritakan kesepakatan pengusulan calon pimpinan DPRD Kutai Timur sudah dibahas sejak proses penyusunan caleg Pemilu 2024 pada pertengahan 2023.
Di saat kampanye Pemilu 2024 juga selalu disampaikan kepada semua caleg partai Golkar. Jadi semua caleg Golkar tahu dan paham persoalan itu.
“Jadi pengusulan calon pimpinan dewan itu berdasarkan suara terbanyak sudah jauh hari sebelum pemungutan suara 14 Februari 2024. Kebetulan Asti Mazar yang memperoleh suara terbanyak maka nama itu kita usulkan bersama Sayid Anjas dan Hasnah,” ulasnya.
Disinggung mengenai dugaan aksi boikot Fraksi Golkar dan sejumlah karangan bunga bernada protes, sindiran, dan kecaman mewarnai pelantikan pimpinan DPRD Kutai Timur pada 27 September 2024, kata dia, tak mengetahui secara pasti.
“Saya enggak berani pastikan itu ya. Saya enggak berani menyampaikan sumbernya dari mana. Karena tidak ada juga yang berkomunikasi langsung ke saya tentang karangan bunga itu,” ungkapnya.
Pelantikan Diwarnai Boikot dan Karangan Bunga Bernada Protes
Drama politik mewarnai pelantikan dan pengucapan sumpah janji pimpinan DPRD Kutai Timur di ruang sidang utama dewan Pukul 09.45 WITA pada Jumat 27 September 2024.
Tiga pimpinan dewan yang dilantik oleh ketua Pengadilan Negeri Sangatta masing-masing Ketua DPRD Kutai Timur, Jimmi dari Fraksi PKS, Wakil Ketua I, Sayid Anjas dari Fraksi Partai Golkar (FPG) dan Wakil Ketua II, Prayunita Utami dari Fraksi Nasdem.
Pelantikan pimpinan dewan diikuti Pjs Bupati Kutai Timur, Agus Hari Kesuma beserta sejumlah pimpinan Forkopimda tanpa kehadiran enam anggota FPG lainnya.
Ketidakhadiran anggota FPG diduga sebagai bentuk boikot terhadap pelantikan Sayid Anjas selaku wakil ketua I DPRD Kutai Timur.
Tak hanya itu, ramai sejumlah karangan bunga sejak pagi tampak berjejer di pelataran depan gedung dewan.
Karangan bunga bernada protes, sindiran, dan kecaman diduga ditujukan kepada salah seorang pimpinan dewan. Namun tak diketahui identitas pengirim dan penerima ucapan dalam karangan bunga tersebut.
Adapun tulisan di sejumlah karangan bunga tersebut antara lain:
1. Tidak sepantasnya seorang muslim mengambil hak milik saudaranya tanpa seizin;
2. Drama Manis yang Dimainkan akan Dibalas Karma yang Menyakitkan;
3. Makan Teman Jangan Lupa Pakai Nasi Biar Kenyang;
4. Berhenti Mengambil Hak Orang Lain untuk Kebahagiaan yang Sesaat;
5. Lucu Banget, Salah tapi Ngotot;
6. Ingat Murkanya Allah;
7. Jangan Mengambil Hak Saudaramu
8. Manusia yang Mengambil Hak Orang Lain Hati dan Pikirannya Tidak Tenang Meskipun Dia Terlihat Tenang.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua I DPRD Kutai Timur, Sayid Anjas mengungkapkan alasan ketidakhadiran rekannya dari FPG.
Karena pada saat bersamaan, kata dia, mereka juga menghadiri acara konsolidasi pemenangan pasangan calon kepala daerah se-Kaltim dari Partai Golkar yang maju Pilkada 2024. Acara konsolidasinya di Balikpapan.
“Golkar ya. Yang pasti dari kemarin konfirmasi dari beberapa anggota fraksi memang ada kegiatan. Jadi teman-teman Fraksi Golkar memang hari ini tidak hadir. Ada konsolidasi dari partai untuk pencalonan gubernur dan pasangan calon kepala daerah se-Kaltim,” paparnya.
Dia juga mengatakan kegiatan konsolidasi pemenangan pasangan calon kepala daerah adalah wajib bagi kader Partai Golkar ketimbang menghadiri acara pelantikan pimpinan dewan.
“Kalau ditimbang penting konsolidasi-lah karena ini masalah pemenangan pasangan calon. Kalau ini kan (pelantikan pimpinan dewan) hanya acara resepsi. Saya rasa, ketua partai (Ketua DPD Partai Golkar Kutai Timur, Kasmidi Bulang) bijak menyikapi itu. Artinya penting mana sih konsolidasi untuk pemenangan sama ini (pelantikan pimpinan dewan),” timpalnya.
Mengenai adanya sejumlah karangan bunga berisi protes dan kecaman di luar gedung dewan, menurutnya, dalam dunia politik biasanya memang ada pro dan kontra.
“Jadi begini, pro dan kontra itu biasa dalam dunia politik. Itu biasa dalam Partai Golkar. Saya rasa itu dilewati saja prosesnya,” ucapnya.
Dia mengaku belum melihat langsung apa saja isi karangan bunga tersebut. Ia mengetahuinya hanya lewat foto dari rekannya.
Dia juga tak curiga dengan rekan satu fraksinya terkait keberadaan karangan bunga tersebut. Sebab menurutnya, karangan bunga semacam itu bisa saja dikirim oleh pihak lain.
“Bisa jadi pihak lain ya. (Kalau di politik) banyak teman juga, banyak musuh juga. Ada yang suka, ada yang tidak suka. Itu biasa. Saya rasa dalam romantika politik ya kan yang penting bagaimana caranya kita menghadapinya,” ujarnya.
Meski demikian, komitmen atas amanah diberikan sebagai Wakil Ketua I DPRD Kutai Timur, kata dia, siap memenangkan pasangan calon bupati dan wakil bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang-Kinsu (KB-Kinsu) di Pilkada 2024.
“Tekankan sekali lagi, saya yang sudah diamanahkan sebagai wakil ketua I maka saya siap memenangkan KB-Kinsu ke depan,” ucapnya. (ute)