BATU – Sosialisasi pencegahan dan penanganan radikalisme serta terorisme yang diselenggarakan oleh Bakesbangpol Batu terungkap bahwa radikalisme tidak ada kaitannya dengan agama tertentu.
Hal ini diungkapkan AKBP Moh. Dhofir, S.Ag, SH, MH, Kanit 1 Subdit Kontra Ideologi Ditcegah Densus 88 AT Polri, di Graha Pancasila Among Tani, Kota Batu, Selasa (20/8/2024).
Dalam paparannya, Moh. Dhofir menyatakan bahwa umat dari agama apapun dapat terjangkiti radikalisme. “Hanya saja, karena mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, maka radikalisme yang menguat seringkali dikaitkan dengan agama Islam. Meskipun demikian, radikalisme juga dapat menjangkiti penganut agama lainnya,” jelas Dhofir, yang merupakan putra asli Bangkalan, Madura.
Disebutkan, radikalisme keagamaan yang menjadi fokus pemberantasan adalah paham yang ingin mengganti dasar dan ideologi negara dengan cara melawan hukum, tanpa memandang agama apa yang mereka anut. “Sangat keliru jika menuduh pemerintah bersikap memusuhi Islam. Pemerintah justru meyakini kontribusi besar umat Islam dalam pendirian NKRI,” lanjutnya.
Menurut Moh. Dhofir, sarana penyebaran radikalisme di Indonesia dapat melalui berbagai jalur seperti kajian keagamaan, perkawinan atau kekerabatan, organisasi atau komunitas, tempat ibadah, lembaga pendidikan, pertemanan, serta media elektronik, cetak, dan sosial.
Oleh karena itu, berbagai elemen masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pendidik, pelajar, mahasiswa, ASN, TNI, Polri, serta pegawai BUMN dan swasta menjadi sasaran potensial radikalisasi.
“Tren dan modus baru dalam aksi terorisme, yakni dengan menargetkan pemuda yang sedang mencari jati diri serta menempatkan perempuan dan anak sebagai pelaku aksi teror. Mengantisipasi hal tersebut seluruh lapisan masyarakat untuk bersatu melawan radikalisme, terorisme, dan intoleransi agar Indonesia dapat hidup dalam keselarasan dan menghargai perbedaan.” terangnya.
Sosialisasi pencegahan dan penanganan radikalisme serta terorisme menampilkan narasumber lainnya Islah Barawi, diikuti tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, pendidik, pelajar, mahasiswa, ASN, TNI, Polri, serta pegawai BUMN dan swasta di Kota Batu.(buang supeno).
Discussion about this post