KUTAI TIMUR – Dalam pemilihan ketua komite sekolah di SMA Negeri II Sangatta Utara yang baru saja diselenggarakan, Nelman terpilih sebagai Ketua Komite Sekolah dengan mayoritas suara. Setelah pengumuman hasil pemilihan, Nelman segera memaparkan visi dan misinya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga seimbang secara sosial.

“Kita akan bekerja keras untuk menciptakan sekolah yang ramah lingkungan dan memastikan kehidupan sosial siswa seimbang dengan pendidikan akademis mereka. Tujuan kami adalah meningkatkan mutu pendidikan dan memperbanyak siswa-siswa berprestasi.” ujar Nelman dalam pernyataan resminya setelah terpilih kepada media ini, Kamis (15-08-2024).

Dirinya juga berkomitmen untuk menghapuskan pungutan wajib kepada orang tua. Sebagai gantinya, ia mengusulkan sistem iuran sukarela berdasarkan kemampuan. Sistem ini bertujuan untuk meringankan beban finansial keluarga kurang mampu sambil tetap memungkinkan kontribusi dari yang berkemampuan lebih.

“Tidak ada pungutan wajib kepada orang tua. Bagi yang mampu, silakan memberikan iuran. Bagi yang tidak mampu, tidak akan dipaksa,” jelasnya.

Rencana Nelman termasuk menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan dan pemerintah untuk mendukung program pendidikan. Kemitraan ini bertujuan untuk memberikan wawasan praktis kepada siswa tentang dunia kerja.

“Kita akan membangun komunikasi dan bermitra dengan pihak swasta di sekitar kita, termasuk perusahaan tambang, perkebunan, dan pabrik pengolahan,” ungkapnya.

Untuk memperkaya pengalaman belajar siswa, Nelman merencanakan pengembangan program praktek lapangan dalam bidang pertanian, perikanan, dan pertambangan. Memanfaatkan lahan kosong di sekitar sekolah, Nelman juga berencana merintis program “Kebun Sekolah”. “Di belakang SMA 2 ada lahan luas. Program ini bertujuan untuk mengenalkan siswa pada berbagai jenis tanaman dan praktek pertanian.

“Kita ingin siswa memiliki kontak langsung dengan praktek lapangan, sehingga mereka bisa menghubungkan teori dengan aplikasi nyata. Kita akan mengubahnya menjadi kebun sekolah di mana setiap kelas akan menanam jenis tanaman yang berbeda,” paparnya.

Untuk membantu siswa kurang mampu, Nelman mengusulkan program “Bapak Asuh” yang melibatkan perusahaan-perusahaan sekitar. Ia juga menyebutkan rencana untuk mengembangkan kolam ikan di sekolah dan memperkenalkan sistem bioflok. Nelman menekankan bahwa semua program ini bertujuan untuk menciptakan mindset baru bagi siswa.

“Ini akan memberikan pengalaman langsung kepada siswa yang tertarik di bidang perikanan. Kita ingin siswa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang berbagai bidang industri dan pertanian. Ini akan membantu mereka dalam memilih jurusan kuliah atau karir di masa depan,” jelasnya.

Menanggapi kekhawatiran tentang pendanaan, Nelman menegaskan bahwa transparansi akan menjadi prioritas. Rencana-rencana ini, imbuhnya, masih dalam tahap awal dan akan dikembangkan lebih lanjut melalui diskusi dengan pihak sekolah, orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya. Nelman berharap dengan pendekatan holistik ini, sekolah dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki keterampilan praktis dan kesadaran sosial yang tinggi.

“Semua dana yang terkumpul akan digunakan untuk kepentingan siswa, seperti membeli makanan, air minum, dan susu untuk mereka,” janjinya. (Q)

Loading