JEMBER – Tumbangnya langkah Muhammad Jaddin Wajads dan Arismaya Parahita dalam pencalonannya Pemilihan Bupati (Pilbup) Jember melalui jalur independen atau perseorangan ini sudah diprediksi oleh banyak kalangan.
Pengamat politik Universitas Jember, Hermanto Rohman, mengatakan jika sejak awal ia sudah meragukan rencana duet kiai dengan mantan birokrat itu bakal lolos.
“Kalau ngomong realistis, saya melihat berat sebenarnya untuk calon perseorangan di Jember kali ini,” Terang Hermanto belum lama ini. katanya saat dikonfirmasi, belum lama ini.
Menurut Dosen Fisip Unej tersebut, secara kekuatan politik yang telah digalang oleh Gus Jaddin, tidak cukup kuat. Fakta itu terlihat manakala dibandingkan dengan Pilkada Jember 2020 lalu. Ketika Faida maju sebagai paslon perseorangan bersama Vian, dan berjalan mulus, karena ditopang dengan elektabilitasnya sebagai petahana.
“Calon yang sekarang bukan incumbent, tapi mengandalkan kekuatan basis kultural. Jadi, kalau tidak punya kekuatan politik yang signifikan, incumbent misalnya, atau memiliki trah politik yang signifikan, ya, susah,” urainya.
Ia berpandangan, secara regulasi perundangan hari ini, ketentuan untuk calon perseorangan disebutnya cukup ketat. Ini yang juga menjadi faktor kandasnya Gus Jaddin.
“Dalam konteks politik era rezim peraturan perundangan saat ini, memang berat untuk lahirnya calon independen. Kecuali, memiliki kekuatan politik yang kuat atau memang diskenariokan,” pungkas Hermanto.