KUTAI TIMUR – Program kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diadakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) sudah terjadi di Kabupaten Kutai Timur tentu saja banyak menuai berbagai macam tanggapan mulai dari positif bahkan tanggapan negatif, contohnya acara Bazar UMKM yang digelar di Tamam Bersemi STQ Sangatta pada tanggal 7 Agustus 2024 lalu. Acara tersebut menjadi keluhan dibeberapa warga yang telah terlebih dahulu berdagang ataupun berjualan di daerah tersebut.

Yang mana warga dalam keluhannya menyampaikan bahwa peserta yang diundang untuk berdagang di event tersebut merupakan pedangang dari luar daerah dan memasarkan beberapa produk yang sama dengan apa yang sudah mereka sediakan di kios-kios mereka.

Hal tersebut tentu menjadi sorotan dari salah satu lembaga legislatif yaitu Anggota Komisi A (Bidang Pemerintahan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Novel Tyty Paembonan. Dalam sesi wawancaranya di gedung DPRD Kabupaten Kutai Timur, pada Jumat (9 Agustus 2024), ia menyampaikan bahwa langkah tersebut kurang efektif dan sangat disayangkan karena pemerintah tidak mengambil para peserta lokal melainkan dari luar daerah.

“Menurut saya. Kita ini mau apa sih sebenarnya, kalau kita punya sumber daya manusia mereka mau berusaha. Gimana ya rasa empati kita kesaudara-saudara kita di Kutai Timur bahwa mereka juga pantas kita hormati, pantas kita beri waktu, beri tempat. Sesungguhnya mereka yang harus mendapat kesempatan itu kenapa mesti dari luar,” ucapnya penuh keprihatinan.

Kondisi kios-kios yang tertutup oleh properti dari tenant-tenant itu tentu menjadi alasan juga atas sepinya pengunjung dan setelah dikonfirmasi kepada Kadis, ia menyatakan bahwa ada pembinaan rutin dan beberapa pedagang menyatakan bahwa sekitar tiga tahun terakhir tidak ada tersentuh sama sekali, baik itu pembinaan maupun keuntungan.

Terkait hal tersebut, Novel pun menjawab bahwa dirinya akan memastikan kembali program yang dijalankan oleh Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait memang benar tujuannya untuk membangkitkan kemandirian UMKM lokal.

“Seperti apa sih program itu? kan menurut saya ini sangat-sangat miris lah ya kalau sampai tadi anda bilang masa kita tidak menjadi tuan di rumah sendiri, malah orang lain yang datang. Terus gimana rasa bangga kita sama daerah ini kalau begitu,” pungkasnya.(Adv-DPRD/RH)

Loading