KUTAI TIMUR – Selain dari sektor pertambangan, perkebunan juga merupakan salah satu penyumbang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terbesar di Kabupaten Kutai Timur. Contohnya industri pisang kepok jenis grecek komoditas khas daerah yang memang sampai saat ini pemasarannya tembus sampai pasar internasional atau ekspor ke sejumlah negara sejak 2021.
Anggota Komisi A (Bidang Pemerintahan) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, Novel Tyty Paembonan, memberikan tanggapan terhadap hal tersebut. Ia menyatakan bahwa Kutai Timur memiliki potensi besar dalam bidang perkebunan. Namun, ia menyarankan agar produk yang dikirimkan merupakan bahan yang telah siap pakai untuk memaksimalkan nilai jualnya.
“Artinya kita harus punya suatu industri yang memang terealisasi dengan baik, jadi nanti tidak barang mentah atau bahan itu kita kirim keluar. Pertama nilainya jadi kurang, tapi coba kita olah dari sini, menjadi contohnya nanas lah bisa jadi buah kaleng, jadikan selai,” ucapnya dalam wawancara didepan awak media di gedung DPRD, pada Jumat (9 Agustus 2024).
Politisi partai Gerindra itu pun memaparkan, apabila hal tersebut dapat terealisasi dan berkesinambungan maka Kutai Timur punya yang namanya studi kelayakan dan ia pun menekankan agar pemerintah dapat mengembangkan potensi dan mendukung penuh dalam hal tersebut.
“Kalau memang potensi itu ada, kita kembangkan, maksimalkan. Siapkan ahlinya supaya betul-betul bisa menghasilkan manfaat ekonomi yang maksimal buat kita,” tuturnya.
Hal ini diutarakan menyusul observasi bahwa meskipun Kutai Timur memiliki potensi besar dalam sektor pertanian, daerah ini masih belum memiliki fasilitas pengolahan yang memadai untuk mengubah hasil pertanian menjadi produk bernilai jual tinggi.
“Ya sekali lagi saya katakan bahwa semua ini memang perlu pertama niat dulu. Ya niat pemimpin kita, niat kita semua, untuk kebutuhan mau memaksimalkan potensi,” pungkasnya. (Adv-DPRD/RH)
Discussion about this post