JAKARTA – Gonjang-ganjing berita penceramah radikal kini lagi ramai dibicarakan. Ada yang pro dan ada pula yang menyangkalnya. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Pol. Boy Rafli Amar prihatin dengan adanya oknum-oknum penceramah yang justru memantik disintegrasi sosial masyarakat. Oknum ini lebih mendorong semangat intoleransi dan radikalisme sehingga bisa menimbulkan perpecahan masyarakat.
Menurutnya, penceramah saat ini coba melihat semangat Kyai Haji Hasyim Asyari dalam menggelorakan prinsip hubbul wathon minal iman, bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman.
Penceramah harusnya tidak saja mengangkat masalah-masalah agama saja tetapi juga dapat menggelorakan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme, seperti yang dilakukan oleh KH Hasyim Asyari puluhan tahun silam.
“Kita harapkan jangan sampai penceramah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Semangat Rahmatan Lil Alamin, Bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Dengan keberadaan Islam akan memunculkan kedamaian bagi alam seisinya,” jelasnya dalam rilis yang diterima redaksi pada Sabtu (12/3/2022).
Menurutnya, penceramah perlu menggelorakan semangat nasionalisme dan patriotism untuk tetap menjaga keutuhan NKRI. Sehingga umat bisa menjalankan ibadahnya dengan khusuk dan tenang sebagai kewajiban pada Allah SWT.
“Jadi di samping membangun akhlak dan ketaqwaan umat kita terhadap Allah SWT, kita juga tidak boleh meninggalkan semangat nasionalisme dan patriotisme,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar
Boy menegaskan semangat nasionalisme dan patriotisme akan menumbuhkan ukhuwah atau persaudaraan dalam mewujudkan tujuan negara. Dengan mengedepankan semangat nasionalisme dan patriotism. NKRI akan tetap utuh dan aman sebagai tempat bagi warga negaranya untuk menjalankan aktivitas kehidupan termasuk ibadah.
Diingatkannya, untuk membuat tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam NKRI bukan hal mudah. Nyawa dan harta yang tak ternilai harganya disumbangkan para pendahulu termasuk para tokoh-tokoh agama.
Dirinya mengungkapkan keberadaan oknum penceramah intoleran bukan sekadar isu, namun realitas. “BNPT sudah mengamati dan mencermati narasi ceramah yang cenderung membangun semangat intoleran. Kita harapkan ini tidak berlanjut demi keutuhan sebagai bangsa, sehingga kita semua bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk,” tegasnya. (*/YUL)
Discussion about this post