Membangun Fondasi Ekonomi Melalui BMT MADANI “Koperasi Syariah Pertama di Wahau-Kongbeng”
Dr. Hartono
Dewan Pengawas Syariah BMT Madani & Dosen STAIS Kutai Timur
Faktor ekonomi menjadi fondasi awal dalam kehidupan ini. Zaman dahulu kebutuhan akan sandang, pangan dan papan senyatanya dipenuhi dengan kegiatan atau aktivitas ekonomi. Kemudian, dalam perjalanan dan perkembangan zaman kegiatan ekonomi terus berkembang dan maju sedemikian pesatnya, sehingga ukuran-ukuran keberhasilan dan kemajuan sebuah negara salah satunya diukur dari sisi ekonomi.
Mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani yakni ‘Negara maju itu sejatinya sama seperti kita negara Indonesia, makan sama, aktivitas sama namun yang membedakan antara kita dan mereka adalah kita kerja keras namun aset kita kerja santai, sedangkan mereka orangnya kerja santai tapi asetnya kerja keras sehingga mereka bisa traveling, jalan-jalan dan seterusnya’.
Apakah ini terkait culture? tentu debatebel. Namun yang ingin penulis sampaikan disini bahwa penghimpunan dana dalam sebuah sistem yang dikerjakan secara profesional seperti BMT Madani ini adalah pilihan tepat. Sebab dengan menghimpun dana melalui koperasi maka dana yang kita miliki akan bekerja dengan sendirinya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan dana tersebut.
BMT atau kepanjangan dari Baitul Mal wa Tamwil adalah lembaga koperasi syariah dibawah lembaga induk Lingkar Masyarakat Madani (LMM) dengan target oprasionalnya fokus kepada Usaha Kecil Menengah.
Mengapa demikian, sebab sedari awal ketika mendirikan BMT Madani, pengurus berkomitmen untuk memberikan pelayanan dalam bentuk pendanaan kepada anggota dan masyarakat secara luas dan mudah. Lebih dari pada itu, BMT Madani berusaha semaksimal mungkin untuk mengedukasi, advokasi serta pendampingan kepada anggota mengenai pentingnya ekonomi syariah dengan konsep ‘No Riba’.
Pada tanggal 13 Februari 2022 ini, BMT Madani telah melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) pertama. Pada kegiatan yang dihadiri sebagaian besar anggota BMT Madani tersebut muncul beberapa keputusan yakni pentingnya ada agunan sebagai jejaring managemen resiko sebab. Mengingat setahun ini BMT Madani tidak menerapkan adanya penggunaan agunan bagi pengguna manfaat.
Selain itu pemanfaatan teknologi secara masif dan aktif sebagai alat informasi, pelatihan perihal ekonomi dan koperasi syariah, serta konsoliadsi semua anggota sangat dibutuhkan untuk kemajuan lembaga yang ada.
Adapun laporan dana BMT Madani dari awal kas nol rupiah saat ini telah berkembang mencapai Rp. 122.229.000 total pasiva selama 1 tahun berjalan.
BMT Madani telah memberi pinjaman beredar dengan jumlah anggota pinjaman TB 2021 sebanyak 31 orang. Ketiga puluh satu orang nasabah tersebut ada yang menggunakan dananya untuk membuka warung kecil-kecilan, mengembangkan warung makan, membuka laudry, membeli kulkas, membeli kendaran motor, membeli peralatan kebun dan seterusnya. Inilah barangkali konsep awal yang ingin dihadirkan oleh management, tim, serta Ketua BMT Madani Kiki Herdiyan.
BMT Madani ini harus benar-benar mampu memberi manfaat kepada anggota atau masyarakat luas nantinya, dengan jalan keberkahan.
Discussion about this post