SAMARINDA – Tingkat inflasi di awal tahun 2022 di Provinsi Kalimantan Timur tercatat mencapai 0,87 persen. Kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar di provinsi ini.
“Pembentuk inflasi di Kaltim dari dua kota besar yaitu Samarinda yang mengalami inflasi sebesar 0,91 persen dan kota Balikppan sebesar 0,81 persen,” ujar Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Wembri Suska, S.S.T., M.S, pada rilis bulanan Indek Harga Konsumen (IHK), Rabu (2/2/2022).
Dijelaskan Wembri, lima andil inflasi di Kaltim diantaranya dipengaruhi oleh bahan bakar rumah tangga, kendaraan roda empat, daging ayam ras, ikan layang atau benggol, dan minyak goreng. Sedangkan andil deflasi yaitu pada sayur sawi hijau, kaos berkerah, jagung manis, tomat sayur dan angkutan udara.
Untuk kota Samarinda, lima komoditi penyumbang inflasi yaitu sayur bayam, cabe rawit, mobil, daging ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga. Sementara komoditi penyumbang deflasi yaitu baju kaos anak, jagung manis, pemeliharaan kendaraan (servis), sawi hijau dan tomat.
Untuk kota Balikpapan, lima penyumbang inflasi pada Januari 2022 ini yaitu bahan bakar rumah tangga, mobil, ikan layang atau benggol, minyak goring dan daging ayam ras. Lima komoditi penyumbang deflasi yaitu jagung manis, kaos pria, kangkung, tomat dan angkutan udara.
Dijelaskan, jika inflasi di bulan Januari 2022 ini terjadi akibat adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh meningkatnya beberapa indeks kelompok pengeluaran.
Kelompok pengeluaran tersebut yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,24 persen. Kemudian diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,84 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,82 persen.
Sementara itu, kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 0,73 persen, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,56 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,51 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen serta kelompok pendidikan sebesar 0,02 persen.
“Sedangkan pada kelompok yang menunjukkan penurunan atau deflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar minus (-) 1,15 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar (minus) -0,09 persen,” jelasnya.(YUL)
Discussion about this post