KUTAI TIMUR – Bupati menyampaikan apresiasi kepada jajaran Balai TNK karena terus menerus melaksanakan program pelestarian lingkungan, khususnya di kawasan TNK saat bersua Kepala Balai TNK, Persada Agussetia Sitepu.
Program pelestarian lingkungan memang menjadi salah satu konsentrasi duet kepemimpinan Bupati Kutai Timur (Kutim) H Ardiansyah Sulaiman dan Wabup Kutim H Kasmidi Bulang.
“Karena saat ini sulit mendapati hutan yang lestari. Beruntung Kutim masih memiliki TNK dan Hutan Adat Wehea,” kata Ardiansyah di acara Semarak Stakeholder Gathering, Pertamina Hulu Indonesia Region 3 Zona 9 Sangatta Field di Sangkima Jugle Park, Sangatta Selatan (Sangsel), Rabu (19/1/2022).
Kutim, sambung Ardiansyah, layaknya lagu Koes Plus yang berjudul Kolam Susu. Karena semua segala bentuk sumber daya alam hampir seluruhnya ada. Kutim menurut pandangan Bupati masih memiliki sekitar 60 persen wilayah hutan, bahkan laut, daratan dan udara menghasilkan manfaat positif bagi masyarakat.
Kendati peluang investasi selalu dibuka oleh Pemkab Kutim, namun pemerintah tetap menerapkan aturan yang tegas, antara lain perusahaan perkebunan wajib menyiapkan lahan konservasi. Hal tersebut juga berlaku untuk perusahaan bidang lain, diminta untuk konsen terhadap pelestarian lingkungan.
“Syarat investasi di Kutim wajib ramah lingkungan,” tegasnya.
Sebagai bentuk upaya pelestarian lingkungan dalam operasional perusahaan ramah lingkungan, Ardiansyah mencontohkan bahwa produksi bio diesel menjadi salah satu solusinya sebagai produk atau sumber energi baru terbarukan.
Sementara itu Kepala Balai TNK, Persada Agussetia Sitepu, berterimakasih karena Bupati telah meresmikan pembukaan kembali wahana rekreasi alam terbatas, Sangkima Jugle Park. Persada yang baru bertugas selama 5 bulan terakhir menjelaskan, bahwa lokasi dimaksud sempat ditutup karena pandemic COVID-19, kemudian baru dibuka kembali setelah dilakukan perbaikan dibeberapa fasilitasnya,
Terkait TNK, saat ini ada area seluas 4 kilometer persegi merupakan etalase hutan lindung, namun secara keseluruhan kawasan TNK tembus sampai Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
“Secara umum kondisi landscape relatif masih baik. Walaupun dikelilingi kegiatan exploitasi oleh Pertamina di sebelah selatan, Indominco di sebelah utara dan HTI di barat,” jelasnya.
TNK juga melindungi jumlah Orangutan terbanyak. Dia mengaku pihaknya selalu berupaya mewujudkan sebuah kawasan yang asli dan asri. Terbukti dalam rekaman kamera jebak yang dipasang Oktober 2021 selama tiga pekan, banyak sekali binatang liar yang langka terekam kamera. Hal itu bisa diartikan Sangkima (Sangsel) hingga Rantau Pulung kondisinya masih sama baik. Dia menambahkan, Orangutan wajib dilindungi karena nilai Orangutan selevel dengan Panda di China dan Gorila di Afrika.
“Kedepan bisa mendatangkan nilai tambah pemanfaatan, yaitu mendatangkan orang melihat habitat asli Orangutan. Selain itu bisa dikembangkan untuk sarana pendidikan dan penelitian,” sebutnya. (fj/hms3)
Discussion about this post