KUTAI TIMUR – Peningkatan pelayanan dan pembenahan dari segi fisik menjadi fokus utama untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga.
Hal tersebut menurut Direktur RSUD Kudungga, Dr Yuwana, dilaksanakan sesuai instruksi Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, dalam sidak yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Hasilnya, menurut Yuwana, peningkatan antusias masyarakat menjadikan RSUD Kudungga menjadi rumah sakit pilihan terjadi, dibuktikan dengan peningkatan jumlah warga yang datang untuk menjalani pengobatan meningkat dengan cukup signifikan. Terutama di bagian fisiotheraphy yang dalam sehari bisa menangani hingga 35 pasien, padahal sebelumnya hanya kisaran 5 hingga 10 pasien per hari.
“Penampilan rumah sakit kami benahi, lokasi pemulasaran jenasah kami bersihkan, lorong di cat ulang, peremajaan kursi ruang tunggu juga kami laksanakan untuk meningkatkan kenyamanan pasien. Intinya pengoptimalan pelayanan dan pembenahan dari segi non tekhnis seperti instruksi Bupati kami laksanakan,” ucapnya, Rabu (29/12/2021).
Lebih lanjut, Yuwana yang baru menjabat sebagai Direktur RSUD Kudungga pada 9 November 2021 lalu ini juga mengatakan bahwa kedepannya, dirinya akan fokus untuk melakukan pengembangan RSUD dengan memaksimalkan potensi puluhan dokter spesialis serta fasilitas kesehatan yang sebelumnya belum dimanfaatkan secara optimal.
Dirinya juga menyebutkan bahwa kesempatan bagi dokter umum ataupun spesialis untuk menempuh pendidikan lebih lanjut juga akan dibuka dengan luas. Namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan dari RSUD kudungga.
“RSUD Kudungga memiliki 39 dokter spesialis, berbagai fasilitas kesehatan dengan gedung yang dibuat tahun 2009 oleh PT. KPC seperti terlalu sempit, 2022 mendatang pengembangan gedung dan juga persiapan untuk hemodialisa akan dilaksanakan, sehingga pasien yang mengidap gagal ginjal bisa berobat di RSUD Kudungga tanpa harus ke luar kota. Untuk fisioterapi yang sudah overload juga akan dikembangkan dengan menambah kamar, sehingga maksimal pelayanan yang diberikan,” terangnya.
Terkait alat hemodialisa, Yuwana, juga menegaskan bahwa untuk alat, RSUD Kudungga telah memilikinya sejak 2 tahun lalu, namun belum dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan belum dikantonginya izin dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri)
“Tugas dan prioritas saya untuk mengurus izin ke Pernefri, awal Januari 2022 mendatang ada visitasi tim Pernefri dari Makassar. Mohon doanya agar secepatnya perizinan kami dapatkan. Mengenai tenaga kesehatan mulai dari dokter spesialis, umum dan suster sudah dilatih,” imbuhnya.
Tak cukup sampai disitu, Yuwana, juga menyampaikan bahwa dirinya akan berupaya mengembangkan RSUD Kudungga seperti Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie dengan berencana membangun paviliun klinik khusus untuk dokter spesialis dengan pelayanan dan peralatan yang lebih lengkap, serta melengkapi RSUD Kudungga dengan klinik tumbuh kembang anak yang menurutnya memiliki potensi dan dibutuhkan oleh masyarakat di Kutim.
“RSUD Kudungga memiliki dokter sub spesialis tumbuh kembang anak. Sayang jika tidak diakomodir, karena kebutuhan akan pelayanan tersebut sangat besar, terlebih RSUD Kudungga sudah masuk kategori rumah sakit tipe B, dengan begitu maka dokter sub spesialis yang dimiliki juga harus lebih banyak,” tutupnya.
Discussion about this post