KIPRAH MAJELIS TA’LIM AL IHSAN
dari Fondasi Menuju Kontribusi
Dr. Hartono
Dosen STAIS Kutai Timur dan Sekretaris Majelis Ta’lim Al Ihsan
Perjalanan panjang Majelis Ta’lim Al Ihsan sampai hari ini menjadi bukti bahwa majelis ini patut untuk dijaga, dirawat dan dikembangkan bersama agar benar-benar memberi manfaat dan maslahah untuk jamaahnya terlebih untuk masyarakat secara luas. Majelis ini berdiri diperkirakan pada pertengahan tahun 1993, namun demikian embrio majelis ini sesungguhnya telah ada sejak tahun 1987 dengan bentuk pertemuan dan bahtsul masail kecil.
Perjalanan sejak tahun 1993-2021 kurang lebih 28 tahun sampai hari ini, tentu bukan hal yang mudah untuk dipertahankan. Padanaya ada dinamika, kontestasi, konsolidasi sampai harmonisasi dengan satu tujuan untuk mempertahankan majelis ini agar benar-benar memberi manfaat dan maslahah dalam kehidupan. Kamipun, selalu menegaskan bahwa majelis ini bukan milik satu dua orang, milik pengurus, milik lembaga tertentu dengan afiliasinya namun majelis ini milik umat dengan segala kekurangan dan kelebihanya.
Fondasi serta argumentasi diataslah barangkali yang terus dibangun dan dihadirkan oleh sesepuh, tokoh, pembina, penasehat, pengurus serta semua fihak yang kominten atas keberlangsungan mejelis yang ada. Andaikan tidak ada komitmen tersebut barangkali sinergisitas yang kita bangun selama ini akan mudah tergoyahkan oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya sesaat, teporal dan instan. Pun demikian ditengah arus global dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat maka penyesuaian-penyesuaian diri menjadi sebuah keniscayaan. Saat ini bagaimanapun, perubahan itu pasti, moderasi itu penting sehingga kita sebagai organisasi keagamaan tak boleh tertinggal oleh perkembangan yang ada “jika kita berdiam diri dan stagnan maka kita akan digilas oleh sejarah itu sendiri”.
Perihal moderenitas, perubahan sesungguhnya bagi kita tidak begitu asing dengan disksi itu. Sebab moderenitas adalah sebuah keniscayaan, ia ibarat siang dan malam yang terus berganti dan terus menghadirkan perubahan-perubahan menuju kemapanan. Sejarah mencatat Indonesia mengunakan kata tersebut dimulai pada tahun 1969 dengan semangat ide of progres atau gagasan kemajuan yang digawangi oleh beberapa tokoh dibawah ini. Ada sosok besar bapak moderen Indonesia A. Mukti Ali (alumni Ponpes Termas, Ponpes Tebuireng, mendapatkan Ph.D di McGill Universiti, menjadi Rektor dan terakhir Mentri Agama RI), kemudian ada cendikiawan muslim Indonesia Nurcholis Madjid, Bapak bangsa Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Negarawan A. Syafii Maarif serta tokoh kharismatik agama KH. DR. A. Mustofa Bisri (Gus Mus) yang mampu kita jadikan rujukan serta panutan untuk mengembangkan lembaga dan kemajuan keberagamaan kita.
Untuk mempertegas argumentasi diatas setidaknya boleh disandarkan pada Qawaid Fikiyah “al-muhafadhotu’ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah” yang bermakna memelihara nilai-nilai (tradisi) yang baik dan mengambil nilai-nilai (tradisi) baru yang lebih baik. Puncaknya, ayo kita jaga tradisi-tradisi baik yang selama ini kita lakukan bersama seperti, musyawarah, pengajian akbar dan jangan lupa mengambil tradisi/perubahan yang lebih baik, dengan cara meningkatkan kulitas pengajian meningkat pada posisi pengkajian. InsyaAllah dengan pendekatan ini menurut hemat penulis majelis yang kita gawangi bersama akan memiliki kontribusi yang luar biasa dikemudian hari nanti.
Kemudian, adapun program strategis baik jangka pendek maupun jangka panjang yang ada di Majelis Ta’lim Al Ihsan. Jangka pendek kita menghadirkan pertemuan 1 bulan sekali dalam bentuk musyawarah, didalamnya ada kajian Al-Quran dan juga kajian Kitab Fikih. Kemudian dibulan yang sama kita mengadakan pengajian akbar dengan mendatangkan penceramah mulai dari tingkat lokal sampai tingkat nasional, ada candaan santai “sesungguhnya masyarakat Wahau Kongbeng dan sekitarnya sudah tidak asing dengan penceramah-penceramah yang kerap hadir dilayar kaca televisi” kami pernah mengundang semuanya.
Kemudian program strategis jangka panjang, kami dari pengurus terus berusaha dan bersinergi dengan semua kalangan untuk menghadirkan harmoni, menciptakan keserasian dan ketentraman dengan jalan syiarnya. Program lain adalah pengadaan kalender yang dilakukan rutin setiap tahunnya, ini penting dilakukan sebab melalui kalender yang ada syiar mampu disampaikan, program dapat dibaca, struktur dapat dilihat serta kalender menjadi sebuah identitas keberadaan Majelis ini. Dilain fihak, pembangunan gedung sekretariat Majelis Ta’lim Al Ihsan terus dicanangkan dengan baik dengan melihat kemampuan pendanaan yang dimiliki.
Terakhir, diakui oleh masyarakat luas Majelis Ta’lim Al Ihsan gaungnya begitu tinggi, bahkan sebagian meyebutkan inilah lembaga pengajian terbesar yang ada di Kabupaten Kutai Timur. Namun demikian dengan perjalanan yang begitu lama dan aktifitas syiar yang begitu intens dan masif tentu ditengah-tengah masyarakat selalu ada pertanyaan kontribusi apa yang sudah diberikan kepada masyarakat, baik dibindang keagamaan, ekonomi, kepemudaan, perbaikan moral masyarakat dan seterusnya. Ini menjadi otokritik bagi saya, anda dan kita semua untuk terus memberikan serta mencurahkan daya pikiran kita, ketulusan hati kita pada majelis ini demi kebaikan dan kemaslahatan umat.
Discussion about this post