KUTAI TIMUR – Mewujudkan salah satu visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Kutim terkait pembangunan infrastruktur jaringan terintegrasi dan mewujudkan Smart City, Kominfo Perstik Kutim menargetkan pembangunan BTS di 56 lokasi yang tersebar di 37 Desa di Kutim.
Target yang direncanakan dimulai pada Bulan Februari 2022 ditargetkan juga akan rampung pada tahun yang sama sehingga 37 desa yang tersebar di berbagai kecamatan tersebut dapat langsung menikmati akses jaringan telekomunikasi dan internet.
Hal tersebut diutarakan langsung oleh Kadis Kominfo, Ery Mulyadi, saat dikonfirmasi langsung di ruang kerjanya oleh awak media, Selasa (16/11/2021).
“Di tahun 2022 Kutim sudah merdeka signal sesuai dengan visi dan misi Bupati serta Wakil Bupati Kutim, ada bantuan dari Kemenkominfo untuk membangun BTS di 56 lokasi di 37 desa, ada pembangunan batu dan penguatan signal, kami tinggal mengcover yang belum tersentuh, 1 desa bisa dibangunkan 2 hingga 3 BTS, di akhir tahun semua desa ditargetkan sudah terlayani,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ery juga menegaskan bahwa untuk tahun 2021 ini, Kominfo Kutim juga akan melaunching program Call Center 112 untuk melayani panggilan darurat bagi masyarakat Kutim yang memerlukan respon cepat tanggap semisal kebakaran, tindak kriminal ataupun ambulans.
Dirinya juga menyampaikan bahwa dalam program yang akan terpusat di Kominfo Perstik Kutim tersebut juga akan ditangani oleh petugas khusus yang disiapkan dan bersinergi dengan pihak terkait semisal Polri, Rumah Sakit, hingga Damkar.
“Call Center 112 dikhususkan untuk panggilan kedaruratan dan disinergikan dengan instansi terkait,” tutupnya.
Sebelumnya, pada tanggal 18 November 2021 lalu Pemkab Kutim telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Comtelindo, sebagai perwujudan pengembangan teknologi dan informasi dalam rangka meningkatkan pelayanan publik di wilayah Kutai Timur sekaligus merealisasikan salah satu program unggulan Pemkab yakni ‘Kutim Merdeka Signal’.
Ardiansyah Sulaiman dalam acara yang dilangsungkan di ruang Tempudau, menegaskan bahwa pemerintahan ASKB berkeinginan seluruh desa di Kutim, tidak ada lagi titik blankspot.
Ardiansyah berharap program “Kutim Merdeka Signal” agar menjadi perhatian khusus sehingga program tersebut bisa berjalan sesuai dengan harapan.
“Saya berharap program ini jangan setengah-setengah, ini harus segera ditindaklanjuti dan semoga menjadi tonggak dasar untuk menjadikan Kutai Timur menjadi salah Kabupaten dengan konsep Smart City,” harapnya.
Discussion about this post