KUTAI TIMUR – Arjohansyah dan Agri, Dewan Pengawas (Dewas) Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Tuah Benua Kutai Timur (PDAM TTB Kutim) bersama dengan Direktur PDAM TTB, Suparjan, melaksanakan peninjauan lapangan ke Kaliorang – Sangkulirang.
Peninjauan ini dimaksudkan untuk memaksimalkan pelayanan sekaligus memuaskan pelanggan dengan melakukan pengecekan sistem pengelolaan maupun jaringan distribusi air bersih PDAM berjalan dengan baik atau sedang ada hambatan. Intinya adalah mengantisipasi timbulnya masalah akibat kendala teknis atau lainnya.
Seperti diutarakan oleh Direktur PDAM TTB Kutim, Suparjan, dalam peninjauan lapangan yang dihadiri juga oleh Sekretaris Kabupaten, Irawansyah, serta Kepala Bagian Teknik, Rudiansyah, dan Kepala Unit PDAM Kaliorang-Sangkulirang, Takim, yang juga turut mendampingi.
“Kali ini Dewan Pengawas memang diajak ke lapangan agar beliau-beliau tahu apa saja kendala dan permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga nanti bisa melakukan evaluasi dan bersama-sama mencari solusinya,” kata Direktur PDAM TTB Kutim, Suparjan, disela-sela perjalanan.
Melalui perjalanan darat, peninjauan pertama adalah melihat sumber air baku di lereng pegunungan Kars di Kecamatan Kaliorang. Lokasinya berada disebelah kanan jalan poros Bengalon-Kaliorang. Memanfaatkan sumber air yang sebelumnya dikelola oleh sebuah perusahaan. Kendati sudah dimanfaatkan, namun sumber air baku yang sangat jernih karena memang berasal dari atas pengunungan ini nyatanya belum bisa sepenuhnya dikelola oleh PDAM Kutim. Penyebabnya adalah karena PDAM mesti berbagi sumber mata air dengan warga setempat yang memanfaatkannya untuk menggerakkan kincir pembangkit listrik sekitar 40 Kepala Keluarga (KK).
“Untuk masalah ini, kami (PDAM TTB Kutim) telah meminta kepada PLN agar bisa mengatasi persoalan tersebut agar sumber air baku yang ada bisa sepenuhnya dikelola oleh PDAM,” jelas Suparjan di lokasi sumber mata air.
Sekkab, Irawansyan, dan dua Dewas merespon hasil peninjauan dengan menyarankan agar PDAM, Camat, Kades dan warga bisa melakukan mediasi agar nantinya warga bisa menikmati listrik tanpa harus bergantung pada sumber air yang mestinya dapat maksimal dikelola oleh PDAM Kutim. Namun untuk sementara waktu, karena lokasi sumber air baku juga merupakan asset, maka disarankan agar dibangun pagar pengaman, sehingga penampungan air dan sumber air yang ada tidak rusak karena alam atau sengaja dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab.
Dilokasi yang sama, Kepala Unit PDAM Kaliorang-Sangkulirang, Takim, menerangkan bahwa pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan para pihak terkait untuk membahas persolanan dimaksud. Hasilnya, semua pihak sepakat untuk sementara waktu warga tetap menggunakan sumber air untuk energi listrik sampai puluhan rumah mendapatkan distribusi listrik dari PLN. Setelah itu terjadi, barulah sumber air baku dapat sepenuhnya dimanfaatkan oleh PDAM TTB Kutim.
Sumber air baku dari pegunungan kars ini lantas dialirkan ke unit pengolahan air bersih di SP 5 Kaliorang. Didukung satu sumber air baku lain yang juga sebelumnya dikelola oleh perusahaan berbeda. Air bersih lantas dialirkan ke rumah-rumah warga dua kecamatan yakni Kaliorang dan Sangkulirang. Tak sepenuhnya menggunakan mesin pendorong, melainkan memanfaatkan gaya grafitasi bumi.
Bersamaan dengan kunjungan lapangan ini, Direktur PDAM TTB Kutim juga menyempatkan waktu menyelesaikan permasalahan distribusi air di Kecamatan Sangkulirang. Menjelaskan kepada pemerintah setempat terkait kendala lapangan yang menghambat aliran air bersih ke rumah warga. Informasi dari pihak PDAM ini menjadi bekal pemerintah kecamatan untuk menjelaskan kepada warga terkait sempat mandeknya jatah air ke warga.
Selain itu, PDAM Kutim dalam waktu dekat juga berencana memanfaatkan embung di Desa Benua Baru Ulu Kecamatan Sangkulirang, untuk memaksimalkan debit air yang bisa didistribusikan kepada pelanggan. Program ini rencananya bakal berkolaborasi dengan BUMDes setempat demi menekan disparitas harga yang terjadi saat ini. Unit pelayanan dan kegiatan pemasangan jaringan PDAM di Sangkulirang juga akan ditinjau progresnya. Terakhir, ba’da sholat Jumat, sebelum kembali ke Sangatta, Direktur PDAM TTB Kutim tak lupa membawa Dewas melihat-lihat unit alat pendorong air bersih ke jaringan distribusi yang dimiliki PDAM Kutim. Unit ini berada di SP 4 Kaliorang di Desa Maloy. Visinya alat ini nantinya akan mendukung kelancaran distribusi air besih tak hanya di Kaliorang menuju Sangkulirang, namun juga memaksimalkan aliran air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK) apabila kelak beroperasi penuh. (hms3)
Discussion about this post