BALIKPAPAN – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian optimasi biaya Subholding Upstream melalui proyek Optimization Upstream (Optimus). Upstream diwujudkan dengan menggalakkan proyek optimasi biaya PHM, yakni Low Operations Cost of Mahakam to Achieve Effectiveness and Efficiencies (Locomotive-8).
Beberapa contoh inisiatif utama yang telah berhasil dilaksanakan melalui proyek Locomotive-8 ini adalah optimasi kegiatan Well Intervention dan optimasi pemanfaatan material eks terminasi.
General Manager PHM, Agus Amperianto mengatakan, PHM melalui proyek Locomotive-8 terus berkomitmen melakukan inisiatif optimasi biaya operasi dan produksi minyak dan gas.
“Sampai dengan akhir Juli lalu, program Well Intervention PHM telah terbukti berkontribusi terhadap proyek Optimus dengan optimasi biaya sebesar 5,2 juta USD, sedangkan Program Pemanfaatan Material Eks Terminasi juga mendukung dengan penghematan biaya sebesar 13,2 juta USD,” jelas Agus, dalam rilis yang dikirim pada Kamis (23/9/2021).
Optimus merupakan aktivitas estimasi biaya yang dikelola oleh tim lintas fungsi di lingkungan Subholding Upstream baik dari Subholding, Regional dan Zona guna melakukan dan merumuskan kegiatan-kegiatan terkait optimasi biaya.
Dalam melaksanakan proyek Locomotive-8 ini, PHM menerapkan metode SCRUM dengan mengusung tema Spirit of Agility for Mahakam Sustainability.
“Metode ini mengedepankan proses kerja yang transparan serta adaptasi yang cepat dan tepat untuk mengembangkan ide-ide optimisasi dari situasi operasi yang kompleks,” ujar Agus.(YUL/*)